Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di Amerika Serikat, mengonfirmasi bahwa mereka memainkan peran penting dalam operasi besar penyitaan aset kripto oleh US Secret Service. Operasi ini menargetkan dana senilai $225 juta yang terkait dengan jaringan penipuan kripto berskala internasional, menjadikannya salah satu penyitaan aset digital terbesar dalam sejarah penegakan hukum di AS.
Penyitaan ini merupakan hasil kerja sama intensif antara Departemen Kehakiman AS (DOJ), US Secret Service, dan sektor swasta, termasuk Coinbase dan perusahaan penerbit stablecoin Tether.
Fokus Operasi: Skema Penipuan “Pig Butchering”
Skema penipuan yang menjadi target utama penyitaan ini dikenal sebagai “pig butchering” — suatu metode penipuan yang memanipulasi korban secara emosional melalui pendekatan personal, sering kali melalui media sosial atau aplikasi kencan. Korban dirayu untuk melakukan investasi palsu ke platform perdagangan kripto yang ternyata dikendalikan oleh jaringan kriminal.
Investigasi mengungkap bahwa sindikat ini mengoperasikan ratusan dompet kripto palsu untuk menampung dana korban dan mencucinya melalui berbagai bursa. Operasi ini terhubung ke jaringan pelatihan penipuan yang beroperasi di Asia Tenggara, yang mempekerjakan individu secara paksa untuk menjalankan operasi penipuan digital berskala besar.
Keterlibatan Coinbase dalam Penelusuran Dana
Coinbase mengonfirmasi bahwa sejak 2024, mereka secara aktif terlibat dalam penyelidikan bersama US Secret Service melalui program yang disebut “investigative sprint”. Dalam waktu hanya empat hari, analis Coinbase berhasil mengidentifikasi 134 pelanggan yang menjadi korban skema penipuan ini. Total kerugian yang berhasil dipetakan dari korban-korban tersebut mencapai lebih dari $2,3 juta.
Data yang diperoleh Coinbase menjadi bagian penting dalam permintaan penyitaan formal yang diajukan DOJ pada 18 Juni 2025, dan digunakan untuk melacak serta membekukan dompet digital milik pelaku yang tersebar di lebih dari 140 akun di berbagai bursa.
Peran Tether dan Proses Penyitaan Aset
Tether, penerbit stablecoin USDT, bekerja sama dengan penegak hukum untuk membekukan 39 dompet yang terindikasi sebagai bagian dari jaringan kriminal tersebut. Setelah itu, USDT dari dompet yang dibekukan dihancurkan (burned), dan jumlah yang setara dikirim ke dompet baru yang diawasi oleh pemerintah AS.
Coinbase menyatakan bahwa seluruh proses penyitaan dilakukan secara transparan, dapat diaudit secara on-chain, dan menjadi contoh bagaimana teknologi blockchain justru mempermudah penegakan hukum ketika dimanfaatkan dengan benar.
Dampak terhadap Korban dan Tindakan Lanjutan
Departemen Kehakiman menyatakan bahwa dana yang berhasil disita akan dikembalikan kepada para korban yang dapat divalidasi berdasarkan catatan transaksi dan investigasi forensik digital. Sebagian dana juga dapat dialokasikan untuk mendukung program perlindungan konsumen dan pengembangan infrastruktur keamanan blockchain nasional.
US Secret Service menyebut penyitaan ini sebagai salah satu tonggak penting dalam pertempuran melawan kejahatan finansial berbasis kripto. Operasi ini juga menunjukkan efektivitas kerja sama lintas sektor antara lembaga pemerintah dan pelaku industri kripto.
Keterlibatan Coinbase dalam penyitaan $225 juta aset digital dari sindikat penipuan pig butchering menunjukkan peran strategis industri kripto dalam menanggulangi kejahatan digital. Operasi ini memperlihatkan bahwa dengan koordinasi yang tepat, teknologi blockchain dapat menjadi alat kuat untuk menegakkan hukum dan melindungi masyarakat dari praktik penipuan yang semakin kompleks. Kolaborasi antara regulator, aparat penegak hukum, dan penyedia layanan kripto diharapkan akan terus berkembang guna menjaga integritas ekosistem aset digital global.