Bitcoin Jatuh ke Bawah US$105.000, Analis Peringatkan Potensi “Rug Pull” di Level US$104.000

Share

Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan tekanan jual signifikan pada awal pekan ini. Setelah gagal mempertahankan posisi di atas US$108.000, Bitcoin turun tajam dan menyentuh level terendah intraday di kisaran US$104.401. Sejumlah analis memperingatkan bahwa penurunan ini bisa menjadi awal dari pergerakan besar selanjutnya, dengan level US$104.000 menjadi zona kunci yang menentukan arah pasar dalam waktu dekat.

Aksi Jual Dominasi Pasar Sejak Pembukaan Wall Street

Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan bahwa aksi jual semakin intensif setelah pembukaan sesi perdagangan AS pada 17 Juni. Dalam periode satu jam, Bitcoin mencetak 11 candle merah berturut-turut, menandakan tekanan bearish yang mendalam dan kemungkinan besar berasal dari aksi profit-taking atau penyesuaian posisi institusi.

Penurunan ini memicu kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, terutama karena tidak disertai reaksi beli yang kuat di zona support jangka pendek.

Spoofing Order Book dan Sinyal Manipulasi Pasar

Firma riset Material Indicators mencatat adanya aktivitas manipulatif dalam buku pesanan (order book) BTC di bursa Binance. Mereka melaporkan sinyal kuat terjadinya spoofing, yaitu praktik di mana pelaku pasar menempatkan order jual atau beli dalam jumlah besar untuk menciptakan kesan palsu tentang tekanan permintaan atau penawaran.

Menurut analis Material Indicators, jika tekanan jual ini terus berlanjut dan Bitcoin menembus support US$104.000, maka pasar bisa mengalami “rug pull”, istilah yang merujuk pada penurunan mendadak akibat ditariknya likuiditas atau aksi jual besar oleh pelaku dominan.

Sebaliknya, jika harga mampu kembali naik dan menembus resistensi di US$108.000, Bitcoin berpotensi kembali menguji zona psikologis US$110.000 dalam jangka pendek.

Trader Tekankan Volatilitas Masih Belum Usai

Trader terkemuka dengan nama samaran Skew menilai bahwa aksi korektif sebesar 3 persen kali ini masih terbilang wajar, dan belum menimbulkan kepanikan besar di pasar. Namun, ia juga menekankan bahwa volatilitas besar kemungkinan akan segera terjadi, mengingat konsolidasi harga telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.

Skew juga mencatat bahwa volume perdagangan masih belum cukup kuat untuk menandakan pemulihan, dan tekanan jual di order book menunjukkan dominasi sementara dari para penjual.

Dolar AS Oversold, Rebound Berpotensi Tambah Tekanan

Dalam analisis makro, indeks dolar AS (DXY) berada dalam kondisi teknikal oversold setelah menyentuh level terendah dalam beberapa bulan terakhir. Guilherme Tavares, seorang analis pasar global, mencatat bahwa posisi short terhadap dolar AS berada pada titik ekstrem, dan indikator RSI menunjukkan bahwa rebound dalam waktu dekat sangat mungkin terjadi.

Karena korelasi negatif antara Bitcoin dan indeks dolar masih cukup kuat, rebound DXY diperkirakan akan menambah tekanan jual terhadap BTC, setidaknya untuk jangka pendek.

Kondisi Pasar dan Outlook Jangka Pendek

Dengan harga BTC kini berada di kisaran US$104.000–US$105.000, pelaku pasar menyoroti area ini sebagai titik kritis. Jika level ini gagal dipertahankan, maka Bitcoin bisa turun lebih jauh ke kisaran US$101.000–US$99.000, yang merupakan support kuat dari Mei lalu.

Namun, jika bulls mampu merebut kembali kendali dan mendorong harga kembali di atas US$107.000, tren pemulihan jangka pendek masih mungkin terjadi.

Read more

Local News