Minat Perusahaan Fortune 500 terhadap Stablecoin Melonjak Tiga Kali Lipat, Menurut Laporan Coinbase

Share

Penggunaan stablecoin semakin mendekati arus utama keuangan global. Berdasarkan laporan tahunan State of Crypto yang dirilis oleh Coinbase pada awal Juni 2025, minat perusahaan besar terhadap stablecoin mengalami lonjakan drastis. Sebanyak 29 persen eksekutif dari perusahaan Fortune 500 mengungkapkan bahwa mereka telah menggunakan atau sedang mempertimbangkan penggunaan stablecoin dalam aktivitas operasional mereka.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dibandingkan tahun lalu, di mana hanya 8 persen responden yang menyatakan minat serupa. Laporan ini menandai pergeseran besar dari eksperimental menuju tahap adopsi nyata di sektor korporasi besar.

Faktor Pendorong: Efisiensi dan Biaya Lebih Rendah

Stablecoin, yakni aset digital yang nilainya dipatok ke mata uang fiat seperti dolar AS, dinilai mampu menyelesaikan masalah yang selama ini dihadapi perusahaan besar dalam sistem keuangan tradisional. Di antara alasan yang paling banyak disebut dalam survei adalah:

  • Biaya transaksi yang tinggi pada sistem pembayaran lintas negara
  • Kecepatan penyelesaian transaksi yang lambat, terutama pada hari non-operasional
  • Efisiensi sistem back-end untuk penyelesaian pembayaran internasional

Stablecoin dinilai memberikan solusi lebih cepat dan lebih murah dibanding sistem pengiriman uang konvensional seperti SWIFT atau sistem bank koresponden.

Adopsi di Sektor Usaha Kecil dan Menengah

Tidak hanya perusahaan besar, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di Amerika Serikat juga menunjukkan peningkatan ketertarikan terhadap stablecoin. Coinbase mencatat bahwa dari 251 pengambil keputusan keuangan di sektor UKM:

  • 81 persen menyatakan tertarik menggunakan stablecoin (naik dari 61 persen tahun sebelumnya)
  • 46 persen memprediksi akan menggunakan aset kripto secara aktif dalam tiga tahun ke depan

Survei ini menunjukkan bahwa stablecoin kini dilihat sebagai alat keuangan strategis, bukan lagi hanya instrumen teknologi eksperimental.

Volume Transaksi Meningkat Pesat

Secara statistik, volume penggunaan stablecoin melonjak signifikan sepanjang 2024 dan awal 2025:

  • Pada Desember 2024, volume transaksi stablecoin mencapai US$719 miliar
  • Pada April 2025, volumenya masih tinggi di angka US$717 miliar
  • Total volume stablecoin selama tahun 2024 menembus US$27,6 triliun, melebihi gabungan total transaksi Visa dan Mastercard

Data ini menunjukkan bahwa stablecoin tidak hanya menarik minat investor, tetapi juga digunakan secara aktif dalam transaksi bisnis dan keuangan sehari-hari.

Pertumbuhan Basis Pengguna

Jumlah pengguna stablecoin juga mengalami pertumbuhan signifikan. Coinbase memperkirakan terdapat 161 juta pengguna stablecoin secara global, angka yang bahkan melampaui jumlah pengguna gabungan dari bank digital besar di Amerika Serikat.

Peningkatan ini menunjukkan bahwa stablecoin mulai berfungsi sebagai alternatif nyata untuk layanan perbankan tradisional, terutama di negara berkembang dan kawasan dengan sistem keuangan yang tidak stabil.

Inisiatif Blockchain Korporasi Semakin Meluas

Selain penggunaan stablecoin, laporan Coinbase juga mencatat bahwa:

  • 60 persen perusahaan Fortune 500 sedang mengembangkan atau mengeksplorasi inisiatif berbasis blockchain
  • Hampir 20 persen eksekutif Fortune 500 menyatakan bahwa proyek blockchain atau “on-chain” kini merupakan bagian strategis dari rencana jangka panjang perusahaan mereka. Angka ini naik 47 persen dibanding tahun lalu

Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan besar mulai serius melihat infrastruktur blockchain sebagai teknologi dasar masa depan, baik untuk keuangan, logistik, kepatuhan, maupun identitas digital.

Regulasi Menjadi Kunci Perluasan Adopsi

Meskipun tren adopsi meningkat, hampir semua responden menyatakan bahwa regulasi yang jelas dan konsisten menjadi faktor utama yang akan menentukan arah penggunaan stablecoin dan teknologi blockchain di masa depan.

Sebagian besar pelaku industri menilai bahwa Amerika Serikat perlu segera mengesahkan kerangka hukum yang tegas terkait stablecoin agar tidak tertinggal dari negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Singapura, dan Hong Kong yang telah lebih proaktif dalam membuka jalur hukum bagi inovasi aset digital.

Laporan Coinbase 2025 memperlihatkan bahwa stablecoin telah melewati fase uji coba dan mulai memasuki tahap adopsi luas, baik di tingkat perusahaan besar maupun sektor UKM. Dengan volume transaksi yang mendekati sistem pembayaran global tradisional, dan jumlah pengguna yang terus meningkat, stablecoin berpotensi menjadi pilar utama dalam sistem pembayaran masa depan.

Namun, masa depan stablecoin dan ekosistem on-chain secara keseluruhan tetap bergantung pada respons regulator, kesiapan infrastruktur, serta keberhasilan integrasi teknologi blockchain ke dalam sistem keuangan yang lebih luas.

Read more

Local News