Peter Schiff Kecam Ancaman Tarif Presiden Trump terhadap Uni Eropa: Sebut Sebagai Manipulasi Pasar

Share

Ekonom senior dan tokoh finansial konservatif, Peter Schiff, mengkritik keras pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam akan memberlakukan tarif impor sebesar 50% terhadap berbagai produk dari Uni Eropa. Schiff menyebut langkah tersebut sebagai bentuk manipulasi pasar yang disengaja dan menuding Trump menggunakan kebijakan perdagangan untuk menciptakan gejolak pasar demi keuntungan politik pribadi.

Pernyataan Schiff datang di tengah kekhawatiran global terkait stabilitas hubungan perdagangan internasional, serta meningkatnya volatilitas di pasar keuangan.

Latar Belakang: Ketegangan Dagang AS-Uni Eropa Meningkat

Pada 23 Mei 2025, Presiden Trump secara tiba-tiba mengumumkan bahwa pemerintahannya akan memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang asal Uni Eropa mulai 1 Juni mendatang. Pengumuman ini disebut sebagai respons terhadap kebuntuan dalam negosiasi perdagangan antara kedua pihak, dengan Trump menuduh Uni Eropa menjalankan praktik perdagangan yang tidak adil terhadap Amerika Serikat.

Tak hanya itu, Trump juga mengancam akan menerapkan tarif tambahan sebesar 25% terhadap smartphone yang diproduksi di luar AS, termasuk produk dari perusahaan raksasa seperti Apple dan Samsung. Langkah ini dipandang oleh banyak pihak sebagai sinyal bahwa kebijakan perdagangan AS sedang diarahkan untuk mendukung industri domestik dengan cara yang agresif.

Pasar global bereaksi negatif terhadap pengumuman tersebut. Indeks saham di Wall Street, Eropa, dan Asia mengalami penurunan tajam, dan investor global mulai mencari aset lindung nilai seperti emas dan obligasi jangka panjang.

Kritik Keras dari Peter Schiff

Dalam pernyataan publiknya, Peter Schiff menyatakan bahwa kebijakan tarif yang diusulkan Trump bukan hanya bentuk kebijakan proteksionis ekstrem, tetapi juga tindakan manipulatif yang dapat memicu ketidakpastian besar di pasar keuangan global.

“Ancaman tarif ini lebih dari sekadar instrumen kebijakan ekonomi — ini adalah alat politik yang digunakan untuk menciptakan kekacauan di pasar dan membingungkan investor demi keuntungan strategis,” ujar Schiff. Ia menambahkan bahwa pasar tidak boleh dijadikan alat permainan politik, dan bahwa tindakan seperti ini dapat merusak kredibilitas pemerintah Amerika Serikat dalam jangka panjang.

Schiff juga memperingatkan bahwa langkah-langkah perdagangan semacam ini dapat memperburuk hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan mitra strategisnya di Eropa, serta menimbulkan efek domino terhadap arus perdagangan global dan kepercayaan investor internasional.

Reaksi dari Uni Eropa dan Potensi Balasan

Komisi Eropa menyatakan keprihatinan mendalam terhadap ancaman tarif tersebut. Dalam pernyataan resminya, Uni Eropa menegaskan bahwa pendekatan sepihak seperti ini tidak akan menyelesaikan persoalan dagang dan hanya akan memperburuk ketegangan yang sudah ada. Pihak Uni Eropa juga menyampaikan bahwa mereka siap mempertimbangkan langkah-langkah balasan jika tarif benar-benar diterapkan.

Beberapa negara anggota bahkan telah mulai menyusun daftar produk asal AS yang berpotensi dikenai tarif balasan. Isu ini kini menjadi salah satu prioritas dalam pertemuan darurat dewan perdagangan Uni Eropa.

Dampak terhadap Perusahaan Teknologi Global

Ancaman tarif terhadap produk teknologi yang dirakit di luar negeri secara langsung menimbulkan tekanan terhadap perusahaan multinasional seperti Apple, yang mengandalkan manufaktur di Asia untuk sebagian besar produknya. Saham Apple tercatat turun lebih dari 6% dalam sehari setelah pengumuman tersebut, sementara saham Samsung dan sejumlah pemasok komponen utama juga mengalami pelemahan.

Analis memperkirakan bahwa jika tarif tersebut diberlakukan, perusahaan-perusahaan ini harus menyesuaikan rantai pasok mereka atau menanggung beban biaya tambahan yang signifikan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada harga jual konsumen.

Penutup: Eskalasi Ketegangan dan Kekhawatiran Global

Pernyataan keras dari Peter Schiff memperkuat kekhawatiran banyak ekonom dan pelaku pasar bahwa kebijakan perdagangan Amerika Serikat semakin didorong oleh agenda politik, bukan lagi semata-mata pertimbangan ekonomi rasional. Ketegangan antara AS dan Uni Eropa kini berpotensi berkembang menjadi konflik dagang penuh, yang dapat mengganggu stabilitas pasar global dan memperburuk ketidakpastian ekonomi internasional.

Dengan tenggat waktu pemberlakuan tarif yang semakin dekat, perhatian pasar akan tertuju pada langkah lanjutan dari Gedung Putih dan respons dari Brussels dalam beberapa hari ke depan.

Read more

Local News