Di tengah ketegangan geopolitik dan kekhawatiran ekonomi global, perhatian dunia kini tertuju pada pembicaraan rahasia tingkat tinggi antara Amerika Serikat dan China yang digelar di Jenewa, Swiss. Pertemuan dua hari ini digambarkan sebagai “krusial” oleh banyak analis karena berpotensi mengakhiri kebuntuan dalam perang dagang yang telah mengganggu pasar global selama bertahun-tahun.
Hasil Awal: “Kemajuan Substansial”, Tapi Minim Rincian
Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer, sementara pihak China diwakili oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng. Dalam pernyataan bersama usai pertemuan, kedua belah pihak menyatakan:
“Kami telah mencapai kemajuan substansial dalam menciptakan landasan untuk dialog ekonomi berkelanjutan.”
Namun, belum ada rincian resmi mengenai:
- Penghapusan atau pelonggaran tarif
- Perubahan kebijakan impor/ekspor
- Ketentuan perdagangan teknologi atau sanksi digital
Pernyataan yang bersifat umum ini membuat pasar global tetap spekulatif, dengan ekspektasi tinggi tetapi kepastian rendah.
Reaksi Pasar: Harapan, Tapi Penuh Kewaspadaan
Saham:
- S&P 500 Futures naik 1,3%, Nasdaq Futures +1,6% → sinyal awal optimisme investor terhadap deeskalasi konflik dagang.
- Sektor yang paling diuntungkan: teknologi, logistik, dan ekspor barang modal.
Obligasi:
- Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, artinya investor mengalihkan dana dari aset aman ke instrumen yang lebih berisiko → tanda meningkatnya kepercayaan.
Emas:
- Harga emas turun hampir 1,2%, mencerminkan penurunan permintaan terhadap aset lindung nilai (safe haven).
Kripto:
- Bitcoin (BTC) dan altcoin utama menunjukkan volatilitas tinggi.
- BTC sempat menyentuh $103.500 sebelum koreksi ke $101.200, seiring pelaku pasar mencerna berita dari Jenewa.
- Beberapa investor berspekulasi bahwa penguatan hubungan dagang AS–China akan berdampak positif terhadap adopsi blockchain di kawasan Asia.
Tantangan Masih Menghantui: Belum Ada Jaminan
Meskipun narasi resmi terdengar positif, beberapa tantangan fundamental tetap ada:
1. Tarif Impor Masih Tinggi
- AS masih mempertahankan tarif hingga 145% terhadap produk China seperti kendaraan listrik dan semikonduktor.
- China memberlakukan tarif balasan hingga 125%, menargetkan pertanian AS, baja, dan produk teknologi.
2. Tidak Ada Roadmap Publik
- Tidak adanya peta jalan (roadmap) atau jadwal implementasi membuat pelaku pasar bertanya-tanya apakah ini hanya strategi komunikasi politik atau akan benar-benar diimplementasikan.
3. Ketidakpastian Geopolitik
- Isu Taiwan, pengendalian teknologi chip AI, dan sanksi terhadap perusahaan teknologi China tetap menjadi hambatan diplomatik serius.
4. Indeks Volatilitas Tetap Tinggi
- CBOE Volatility Index (VIX) tetap di atas 20, menandakan pasar masih sangat waspada dan belum sepenuhnya percaya pada hasil pembicaraan.
Apa Implikasinya?
Jika negosiasi ini benar-benar membuahkan hasil konkrit:
- Perdagangan global bisa pulih, mengurangi tekanan pada rantai pasok dunia.
- Pasar saham dan kripto bisa mengalami fase bullish lanjutan, khususnya di sektor teknologi dan aset digital.
- De-dollarization dan potensi dedominasi yuan digital bisa tertunda jika kerja sama ekonomi AS–China kembali menguat.
Namun, jika hasil konkret tidak muncul dalam waktu dekat, kekecewaan pasar bisa memicu koreksi tajam di berbagai instrumen risiko tinggi, termasuk kripto.