Dunia keuangan global sedang bersiap menghadapi gelombang inovasi berikutnya: tokenisasi saham. Menurut para eksekutif industri yang berbicara dalam konferensi TokenizeThis di New York, aset digital berbasis saham ini diprediksi akan mencapai kapitalisasi pasar lebih dari $1 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
Pernyataan ini datang dari dua tokoh penting: Arnab Naskar, CEO platform tokenisasi STOKR, dan Anna Wroblewska, Chief Business Officer dari Dinari. Keduanya sepakat bahwa transformasi digital terhadap instrumen keuangan tradisional—khususnya saham—akan mempercepat integrasi antara pasar modal dan teknologi blockchain.
“Sulit memproyeksikan berapa besar pasar saham tokenisasi dalam jangka panjang. Tapi yang jelas, ini adalah pasar triliunan dolar,” kata Arnab Naskar.
Sementara itu, Wroblewska menambahkan bahwa permintaan institusional terhadap saham tokenisasi telah “meledak” sejak awal 2025. Permintaan ini tak hanya datang dari pemain besar di dunia Web3 dan kripto, tapi juga dari neobank, aplikasi dompet digital, hingga lembaga keuangan konvensional.
“Kami menerima lonjakan permintaan dari mitra-mitra yang tidak terduga. Mereka ingin menghadirkan akses ke saham global dalam format token, karena lebih cepat dan lebih murah daripada jalur tradisional,” ujarnya.
Angka Masih Kecil, Tapi Potensi Raksasa
Meski saat ini total kapitalisasi pasar saham yang ditokenisasi masih berada di angka $350 juta, jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dari pasar Real World Assets (RWA) yang telah mencapai lebih dari $18 miliar secara global. Bahkan jika dibandingkan dengan kapitalisasi pasar saham AS yang mencapai lebih dari $50 triliun menurut data Siblis Research, peluang pertumbuhannya sangat besar.
Wroblewska menekankan bahwa minat terhadap saham-saham publik AS masih sangat tinggi, termasuk dari investor ritel di seluruh dunia. Tokenisasi memungkinkan investor di luar AS membeli eksposur terhadap saham-saham unggulan seperti Apple, Tesla, atau Microsoft secara lebih mudah dan terjangkau—bahkan tanpa harus membuka rekening di bursa saham Amerika.
Coinbase dan Stablecoin: Menuju Ekosistem Tokenisasi
Tren ini juga menarik perhatian bursa kripto besar seperti Coinbase, yang dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menyediakan saham tokenisasi dari perusahaan publik (termasuk sahamnya sendiri) di jaringan layer-2 mereka, Base. Jika terwujud, langkah ini akan menjadi salah satu integrasi paling nyata antara keuangan tradisional dan Web3.
Tak hanya saham, aset tokenisasi lainnya seperti surat utang pemerintah AS juga terus mengalami lonjakan permintaan, dengan kapitalisasi pasar yang hampir menembus $6 miliar. Hal ini menegaskan bahwa adopsi teknologi blockchain sebagai infrastruktur keuangan sudah tidak terbatas pada sektor kripto semata.
Menuju Pasar $30 Triliun?
Colin Butler, Head of Institutional Capital di Movement Labs, menilai bahwa tokenisasi RWA secara keseluruhan berpotensi membuka pasar global senilai $30 triliun. Dengan pengalaman pengguna yang lebih efisien, murah, dan cepat dibandingkan sistem tradisional, ia percaya transisi besar-besaran ke aset tokenisasi hanya tinggal menunggu waktu.
“Tokenisasi adalah cermin dari pasar keuangan. Kalau pengalaman pengguna lebih baik, mereka akan berpindah ke aset token,” pungkas Wroblewska.